Belajar dari “Inside Out 2”: Mengapa Emosi Remaja Sering Tidak Stabil

Awalan Berita – Film animasi “Inside Out 2” menghadirkan pandangan mendalam tentang emosi manusia, terutama pada masa remaja. Melalui karakter-karakter emosi yang bersemayam di dalam pikiran seorang remaja, film ini memberikan gambaran mengapa emosi remaja sering dianggap tidak stabil. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi dua alasan utama di balik ketidakstabilan emosi remaja berdasarkan penjelasan yang diangkat oleh film ini.

Perubahan Hormonal yang Signifikan

Menurut Info Langsung Pada masa remaja, tubuh mengalami berbagai perubahan hormonal yang signifikan. Hormon-hormon ini memainkan peran penting dalam mengatur emosi dan suasana hati. Dalam “Inside Out 2,” kita melihat bagaimana hormon-hormon ini dapat mempengaruhi karakter emosi, seperti Joy, Sadness, Anger, Fear, dan Disgust, yang ada dalam pikiran tokoh utama.

Pengaruh Hormon pada Emosi

Perubahan hormonal yang terjadi selama masa pubertas bisa menyebabkan perubahan suasana hati yang tiba-tiba dan ekstrem. Ini adalah salah satu alasan mengapa remaja sering kali tampak mengalami lonjakan emosi, dari bahagia menjadi sedih atau marah dalam waktu singkat. Misalnya, peningkatan hormon estrogen pada remaja perempuan atau testosteron pada remaja laki-laki dapat menyebabkan perasaan yang lebih intens dan respons emosional yang lebih kuat terhadap situasi tertentu.

Perkembangan Otak yang Belum Selesai

Selain perubahan hormonal, perkembangan otak yang belum selesai juga berkontribusi pada ketidakstabilan emosi remaja. Dalam “Inside Out 2,” ditunjukkan bagaimana berbagai bagian otak remaja masih dalam tahap perkembangan, khususnya prefrontal cortex, yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan, kontrol impuls, dan pemahaman konsekuensi jangka panjang.

Otak dalam Masa Peralihan

Selama masa remaja, otak mengalami proses penyempurnaan yang dikenal sebagai pruning sinaptik, di mana sambungan-sambungan saraf yang tidak digunakan akan dihilangkan untuk meningkatkan efisiensi otak. Proses ini dapat mempengaruhi bagaimana remaja merespons emosi dan situasi sosial. Karena prefrontal cortex belum sepenuhnya berkembang, remaja cenderung lebih mengandalkan amygdala, bagian otak yang berhubungan dengan respons emosional, sehingga membuat mereka lebih reaktif secara emosional.

Implikasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Mengetahui alasan-alasan ini dapat membantu orang tua, guru, dan remaja itu sendiri dalam menghadapi dan mengelola ketidakstabilan emosi. Pemahaman yang lebih baik tentang pengaruh hormon dan perkembangan otak dapat mengurangi kesalahpahaman dan konflik yang sering muncul selama masa remaja.

Strategi Mengelola Emosi

Mengajarkan teknik-teknik pengelolaan stres dan keterampilan sosial yang baik dapat membantu remaja dalam mengatasi tantangan emosional mereka. Mendukung remaja dalam memahami perubahan yang mereka alami dan memberikan ruang bagi mereka untuk mengekspresikan emosi secara sehat juga merupakan langkah penting. “Inside Out 2” memberikan wawasan berharga tentang mengapa emosi remaja sering tidak stabil. Perubahan hormonal dan perkembangan otak yang belum selesai adalah dua faktor utama yang berkontribusi pada ketidakstabilan ini. Dengan memahami dan menerima perubahan ini, kita dapat lebih mendukung remaja dalam perjalanan mereka menuju kedewasaan. Film ini bukan hanya menghibur, tetapi juga edukatif, memberikan panduan tentang bagaimana kita dapat lebih memahami dan mendukung perkembangan emosional remaja.